Sabtu, 10 Desember 2011

Hanya Ada Satu Arah

Hari berganti dan kita tetap tidak mengerti, apa yang sebenarnya kita cari dan ingini. Pencapaian yang tampak begitu membanggakan adalah jebakan tak berkesudahan akan keinginan yang lebih lagi. Jika mampu kita ingin mereguk yang lebih melimpah,lebih mewah,lebih indah dan sejuta lebih lebih yang lain. Dalam bilangan tak terhingga tanpa kenal batas tepi. Dan bukankah memang akan selalu begitu, keadaan penghamba dunia?
Kemudian kita melupakan hal yang paling asasi; mengenal dan mencintai Allah. Pondasi utama dari sebuah tugas besar dan tujuan penciptaan; beribadah kepada-Nya. Berbakti, mengabdi, pasrah dan menyerah sepenuhnya. Yang keberadaannyalah esensi dari keberhasilan dan rasa kenikmatan. Dan kehilangannya meniscayakan kegagalan dan hampa akan semua yang bisa dirasakan.