Rabu, 11 April 2012

HIDUP



Ada yang mencaci, ada yang menghina, ada yang memaki dan ada yang memuji. Ini hidup Nak kau harus tahu itu, butuh ketangguhan untuk menghadapinya. Kau harus menjadi batu, kau juga harus menjadi air. Batu adalah partikel padat yang bisa kau gunakan untuk melempar orang-orang yang kau tak suka, batu juga bisa kau gunakan untuk bertahan hidup walaupun nanti akan terkikis bila selalu kau pakai. Air… ya air, kau juga harus menjadi air yang mengalir, bisa meresap elemen apapun bila tidak kau akan terus mengalir sampai kau tahu apa yang harus kau tuju. Air juga kadang keras seperti batu, melebihi batu malah, dia bisa menghancurkan apapun, bila kau mau.

Kalau kau hanya menjadi daun-daun yang hijau dan indah dipandang, kemudian kau menguning dan mengering, kau akan terbawa angin, lepas dari ranting-ranting yang kau tempati, mengikuti angin yang menghempasmu kemudian kau akan jatuh ke tanah, diiringi injakan makhluk-makhluk lain yang tak menganggapmu ada.

Bila kau mau menjadi bunga, bunga apa yang akan kau pilih? Mawarkah? Yang menunjukan keangkuhan lewat durinya. Padahal ia sangat disukai semua orang, mengapa ia begitu takut disentuh orang-orang yang hanya akan merusaknya dan mengapa dia begitu berbelas asih untuk orang-orang yang jatuh cinta? Perlu kau tahu Nak, kelopaknya akan runtuh seiring kau mencintainya, durinya akan menusukmu karena kau sangat ingin memilikinya. Kau harus tahu Nak, hidup bukan sekedar menyenangkan orang lain yang melihatmu, atau hidup bukan sekedar untuk menjaga keindahanmu saat itu. Hidup adalah jalan kita menuju Rabb yang Khaliq.

Kau suka senandung Nak? Senandung yang membuatmu bahagia, senandung yang membuatmu menangis, senandung yang membuatmu berarti, senandung yang membuatmu tiada. Hidup bagaikan syair-syair yang kau senandungkan lewat gema yang kosong, kau akan mendapatkan suaramu kembali dengan utuh dan begitu keras. Kau harus mempersiapakan telinga untuk mendengar, kau harus mempersiapkan mulut untuk berkelit, kau harus mempersiapakan hati untuk merasa. Tak ada yang luput dari pengawasan-Nya Nak.

Apa kau pernah merasa sepi? Sepi karena sendiri, sepi karena ramai, sepi karena kau tak tahu apa yang kau mau. Rasa sepi itu menyakitkan kau bisa mati karenanya, jadi berhati-hatilah kau menjaga hatimu.

Yang mereka ingin…

kau terus berkibar seperti angin
kau terus kuat seperti tanah
kau terus tersenyum seperti matahari
kau terus bahagia seperti embun
kau terus bertahan seperti cahaya

Kau tidak sendiri…
masih ada aku
masih ada dia
masih ada kami
masih ada mereka
masih ada hari esok
masih ada Tuhan

Ya Tuhan… apa kau sudah mengenalNya? Cobalah berkenalan denganNya, jatuh cinta padaNya, merindukanNya. Kau tidak akan sengsara, kau tidak akan terluka, walau seisi dunia tak kau punyai. Berbagilah denganNya, ceritakan saat kau sedih, ceritakan saat kau bahagia, lewat kidung-kidung doa yang kau panjatkan. Percayalah bahwa Dia tidak akan meninggalkanmu, meski kau berbuat salah, meski kau berpaling dariNya. Dia tidak marah, Dia hanya menyentuhmu dengan lembut lewat surat-surat cinta yang selalu kau baca selepas duniamu. Ingatlah Nak… kau harus tetap semangat karena Tuhan selalu mengabulkan apa-apa yang kau inginkan.
For My Prudent… we love you all 


*Kompasianer