![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHGT5a3Ok8JDXOkrxn6HjPbN95kKu3G6HFayjXW2sUF5X8sHgsvvgO-0k3wAZtx0lEGiWdygS74DnRQHjtZnN1b74ov0SuEyD-FVJMWYvmxHcKjcJs8jKWlGWeHRtiAB7BkfIDn3w_cKRp/s1600/op.jpg)
Pada
saat itu aku telah menginjak masa dimana kebanyakan orang berkata bahwa
masa-masa SMA itu adalah masa masa yang paling indah. Seperti
biasa aku selalu pulang sekolah bersama dua orang sahabatku Putri dan
Citra karena memang rumah kami saling berdekatan. Dan kebetulan kami
bertiga telah menjalin Persahabatan sejak kami duduk di
bangku Sekolah Dasar. Pulang sekolah bersama kedua sahabatku tercinta
adalah hal yang sangat menyenangkan. Di tambah lagi dengan suasana yang
mendukung. Sepanjang jalan di hiasi dengan hijaunya pohon-pohon rindang
sehingga membuat udara begitu terasa sejuk. Dan akupun selalu
terkagum-kagum melihat kekuasaan Tuhan saat petang akan menjelang karena
keindahan senja yang kemerah-merahan begitu menakjubkan.
Canda tawa
selalu menemani Aku, Putri dan Citra. Sesekali kami selalu membuat
semua mata tertuju pada kami karena mungkin suara tawa kami bertiga yang
telah menggemparkan Dunia. (Alah.lebay ya?hehehe :p)
Tapi ketika sudah sampai di penghujung jalan rasa mendebarkan itu selalu datang tiba-tiba…
“Heh udah lama ya kita enggak liat si Encep?” tukasku tersenyum.
“Iya ya kemana ya dia???” ujar Putri dengan raut wajah yang seolah-olah kehilangan.
“Cieeeeee..si Putri kangen katanya tuh sama yayangnya hahaha,” canda Citra pada Putri.
“Sebut nama dia tiga kali deh pasti nanti dia muncul Encep..Encep..Encep..hehe”
“Kaya jelangkung aja hehe. Ya mudah-mudahan aja ga ada..amin”
Aku dan
Putri trus berjalan sambil berbincang masalah pelajaran sekolah hari itu
tapi aku tak melihat Citra di sampingku. Aku pun menoleh ke belakang dan melihat Citra begitu sangat ketakutan.
“Itu…itu… sambil
menunjuk ke depan” Aku dan Putri diam tercengang. Saat kucoba
mengembalikan pandanganku ke depan, ternyata, Oh tidakkkk !!! Dia…si
ganteng kalem (Eits masih tanda tanya loh???) sosok yang tak pernah
berhenti tersenyum dengan jendela terbuka pada giginya(alias ompong.
Hehe), Tatapan matanya yang begitu tajam, dengan rambut yang selalu
berantakan dan pakaian compang camping itu-itu saja yang selalu ia
kenakan. Ya dia adalah “ENCEP” orang gila yang sedang naik daun di
daerahku (Justin Bieber aja kalah terkenalnya )
ia melambai-lambaikan tangannya kearah kami bertiga. Keberadaannya
semakin mendekat ke arah kami. Dengan rasa takut yang luar biasa
disertai peluh dingin yang bercucuran, sontak saja tanpa pikir panjang
dan aba-aba dengan saling berpandangan satu sama lain Aku, Putri dan
Citra mengeluarkan jurus terjitu menghadapi Manula (Manusia gila.hehe)
seperti dia.
“lariiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii” Tapi Si Encep terus mengejar kami bertiga.
Kami pun lari terbirit-birit seperti di kejar-kejar penjahat dalam film action. Tapi lucunya kami
bertiga lari menuju arah yang berbeda. Dengan nafas yang terengah-engah
aku berlari sekencang-kencangnya tanpa memeperhatikan apa yang ada di
sekelilingku. Tukang es keliling pun hampir aku tabrak. Kerumunan
ibu-ibu yang sedang bergosip ria di sore itu pun merasa heran dengan
tingkahku. Akhirnya setelah perjalanan panjang berlari dengan jarak yang
lumayan jauh. Pohon mangga pun mempertemukan kami kembali Setelah
merasa cukup aman aku pun mencoba mengatur nafasku. Sementara Putri dan
Citra tertawa terbahak-bahak saat mengingat kejadian tadi. Apalagi kalo
udah liat tampangnya si Encep yang yang senyum-senyum sendiri…hahahaha.
Hem, aduh capek banget tuh orang gila uda bikin kami sport jantung.
“Kamu sih ah tadi
pake nyebut nama dia tiga kali segala jadi kan tuh makhluk menakutkan
beneran muncul” ucap Citra menyalahkanku tapi dengan nada bercanda.
“Hahaha…aku kan tadi bercanda eh taunya malah beneran.”
“Wah gokil seru juga ya
ternyata di kejar-kejar orang gila. Tadi aku sempet ngumpet di halaman
rumah orang untung aja gak ada yang liat. Pengen lagi…hahaha” ujar Putri
yang tertawa terpingkal-pingkal.
“Ah ga lagi-lagi deh capek tau. Tapi seru juga sih..hehehe”.
“Iya seru, lucu . Daripada di kejar anjing hayo mau pilih yang mana sama di kejar orang gila?” citra pun menimpali.
“Kalo aku sih ogah dua-duanya. Kamu aja ya Cit sendiri..hehee “
Aku,
Putri dan Citra pun tertawa lepas saat mengingat kejadian lucu
sekaligus menengangkan tadi sampai kami tak henti-hentinya tertawa (wah
jangan-jangan virus gilanya si “Encep” sudah menjalar pada kami, Ups
jangan sampe deh..hehehehe…).
Aku, Putri dan Citra melanjutkan perjalan pulang sampai kami tiba di rumah saat adzan magrib berkumandang.
Hemmm….hari itu sungguh
menyenangkan dan menegangkan ”Dikejar orang gila” adalah pengalaman yang
paling menggelitik dalam hidupku. Dan sampai sekarang aku selalu
tersenyum sendiri jika mengingat kejadian itu…tak terlupakan deh
hehehehe :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar