Pada awal juni yakni pada tanggal 1 juni, selalu diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. Namun pertanyaannya, apakah di era modernisasi ini apakah nilai-nilai luhur pancasila yang katanya dasar negara Republik Indonesia itu masih terjaga atau bahkan sudah hilang terkalahkan zaman?
Pada kenyataannya, jika dilihat dari sudut pandang pribadi nilai-nilai luhur pancasila kini kian memudar. Mengapa dikatakan demikian? Lihatlah para petinggi negeri
yang seharusnya menjadi panutan dan suri tauladan yang baik untuk
rakyat justru malah melakukan tindakan korupsi merampas hak rakyat tidak
mencerminkan pemimpin pro
rakyat justru malah menjolimi rakyat. Apalagi tindakan korupsi sudah
merambat ke departemen agama dimana seharusnya nilai pancasila yang
pertama itu ditanamkan dengan baik. Setelah kasus korupsi pengadaan
alquran, kemudian yang baru-baru ini korupsi dana haji kemudian apa
lagi? Ironis sekali. Dimana nilai “Ketuhanan Yang Maha Esa” sebagai sila
pertama ketika para pemimpin melakukan tindakan korupsi yang tentunya
dilanggar oleh negara dan bahkan oleh semua agama?
Akhir-akhir
ini masyarakat indonesia juga dikejutkan oleh beberapa kasus kekerasan
dan tindakan pelecehan seksual yang korbannya merupakan anak-anak
dibawah umur yang merupakan gerasi penerus bangsa. Tindakan yang
tentunya sangat tidak manusiawi dan tidak mencerminkan
nilai-nilai-kemanusiaan. Dimana nilai “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” sebagai sila kedua?
Hanya dalam hitungan bulan juga, negara kita akan memilih presiden baru tepatnya pada tanggal 09 Juni 2014. Komisi
Pemilihan Umum sudah menentukan dua pasangan yang akan melaju pada
pemilihan presiden nanti, nomor urut pertama ada pasangan Prabowo-Hatta
Rajasa. Sedangkan pada nomor urut kedua ada pasangan Jokowi-Jusuf Kalla
yang memaknai nomor urutnya sebagai simbol keseimbangan. Namun, selama
sepekan ini banyak sekali kampanye hitam yang terjadi baik pada pasangan
calon presiden nomor urut satu maupun calon presiden nomor urut dua.
Tim sukses kemenangan keduanya pun mencoba menjatuhkan lawan
masing-masing dengan persaingan yang tidak sehat. Saling
menyerang satu sama lain. Dimana nilai “Persatuan Indonesia” sebagai
sila ketiga jika rakyatnya saling berseteru dan saling menjatuhkan?
Pemilihan
calon legislatif juga menyisakan laporan-laporan dari beberapa caleg ke
Mahkamah Agung karena ketidakpuasan serta merasa ada kecurangan yang
terjadi seperti penggelembungan suara, politik uang dan kecurangan lainnya. Banyak sekali kecurangan yang terjadi yang dilakukan oleh para calon legislatif. Apa
hal semacam ini yang dinamakan “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” sebagai sila keempat?
Jika masih banyak rakyat kita yang hidup dibawah garis kemiskinan, bertempat tinggal di pemukiman yang tidak
layak, kelaparan, anak- anak tidak memperoleh pendidikan sehingga
menjadi pengemis dan pengamen jalanan, rakyat miskin sakit tidak
dipedulikan sedangkan para petinggi hanya duduk manis menikmati
fasilitas negara dan menikmati hasil korupsi. Apa ini yang dinamakan
“Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia” sebagai sila kelima?
Pancasila,
kini engkau mulai terlupa. Bagaimana nasib bangsa jika lima nilai dalam
dasar negara itu tak lagi ada? Semoga nilai-nilai pancasila ini tidak
hanya digaungkan pada saat upacara bendera saja tapi juga tertanam dalam jiwa-jiwa yang mengaku mencintai indonesia.
sebelumnya mohon maaf jika agak kontroversi,.
BalasHapussebetulnya kita perlu gak sih mengamalkan pancasila? karena pancasila hanya buatan manusia, diamalkan tidak berpahala, dilanggar pun tidak berdosa.
jika kedudukan pancasila menjadi dasar dalam kehidupan bernegara, berarti segala amal baik yang dilakukan warga negaranya atas dasar mengamalkan pancasila, bukan karena menjalankan perintah Tuhan. padahal Tuhan sendiri sudah menurunkan tata cara hidup untuk manusia hidup di dunia, baik dalam bertetangga, bermasyarakat, dan bernegara. kenapa tidak kita amalkan dasar hukum dari Tuhan saja,.